Minggu, 04 Maret 2012

PEDOMAN KARATE-DO

PEDOMAN KARATE-DO
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Setia Kepada Bangsa dan Tanah Air Indonesia.
3. Bersifat Jujur dan Sportif.
4. Berjiwa Tabah.
5. Berani.
6. Berjiwa Suka Menolong Sesama.
7. Dispilin.
8. Dapat Menguasai Diri.
9. Bersifat Ksatria dan Sopan Santun.
10. Setia Kepada Jiwa Karatedo.

Sabtu, 03 Maret 2012

TEKNIK KARATE

Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

Kihon

Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

KARATE

Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
  1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
  2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
  3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

Selasa, 28 Februari 2012

Arti lambang KKI


Bentuk lambang KKI terdiri dari bunga melati dengan kelopak warna putih dengan bulatan pusat merah putih. 

Arti lambang : sebagai lambang kesatuan dan persatuan dari keluarga besar anggota-anggota KKI di Indonesia

Lambang KKI terdiri dari :

Bunga melati yang sedang mekar berwarna putih dan berjumlah 5 melambangkan pemuda dan pemudi yang sedang mekar, sedangkan 5 daun bunga melambangkan 5 sila Pancasila.

Tulisan KUSHIN RYU M KARATE-DO INDONESIA yang berwarna hitam melingkar menunjukkan aliran karate yang dianut dengan sabuk hitamnya.

Warna merah putih yang bulat ditengahnya melambangkan bendera Nasional.

Tulisan Indonesia yang berorientasi dari bentuk tulisan Bhineka Tunggal Ika pada lambang Negara, melambangkan ke-Bhinekaan anggota KKI yang berarti bahwa KKI bermaksud dan mengharapkan agar seluruh anggota-anggota KKI beserta segala ke-Bhinekaannya, dibarengi dengan jiwa mental yang suci dan keberanian yang luhur serta berlandaskan ideologi Negara Pancasila membulatkan tekad kesatuan seutuhnya, khususnya pemuda pemudi dalam rangka mewujudkan ketahanan Nasional melalui perkumpulan olahraga beladiri KARATE yang beraliran KUSHIN RYU.

Senin, 27 Februari 2012

SEJARAH KUSHIN RYU KARATE-DO

SEJARAH KUSHIN RYU KARATE-DO

Pendiri KUSHIN RYU Karate Do adalah Kiyotada Sannosuke Ueshima yang lahir pada tahun 1893 di wilayah Hyogo (Kobe) , di Kota Akou - Jepang. Setelah berusia 3 tahun ia mulai belajar seni beladiri  (aliran Konshin Yujoyutsu) di Akademi Matsubara di Kota Akou dibawah bimbingan guru Kiyotaka Kajei Matsubara. Menginjak usia 9 tahun  ia mulai  mengenal  Tuan Sugaya atau Jigaya.  Seorang pegawai kepolisian di kota Akou, ia seorang penduduk asli Okinawa. Dari dialah Ueshima mulai belajar  bentuk-bentuk Karate Kata Channan dan Kata Kushanku (Kata Channan merupakan dasar Kata Pian yang diciptakan Ankou Itosu , salah satu kata orisinil yang dikembangkan dan dirubah menjadi KATA PIAN). Pada tahun 1918, saat berusia 25 tahun, Ueshima menerima gelar secara serempak  sebagai ahli aliran Konshin Yujoyitsu dari tangan Guru Matsubara  dan guru  Guikyo Masazi Akada  sebagai Guru terakhirnya  dan juga guru dari Matsubara sendiri.

Kemudian, Ueshima pindah ke kota Osaka, disana ia mulai membuka Akademi Konshin – Ryu Yujoyitsu.  Pada dekade awal abad ke 20, beberapa guru karate tiba di Okinawa di kota Osaka, bersama-sama mereka, Ueshima mempelajari dan mempraktikan cabang beladiri ini . Mereka adalah :

1, Choki Motobu, mengajar  Aliran Tomari-Ja .

2, Kanamori Kinzyo, mengajar  aliran  Shorin and Goju.

3, Choshin Chibana, pendiri dan guru aliran  Shorin .

Pada tahun 1932 Ueshima  mendirikan Aliran Karate Kushin Ryu,  ini merupakan hasil  dari penggabungan aliran  Konshin-Ryu Yujoyitsu dengan unsur-unsur Karate yang ia tambahkan didalamnya. Pada tahun 1895 Organisasi Beladiri Jepang yang pertama didirikan disebut  Dai Nippon Butokukai (Great Japan Martial Virtue Association). Pada tahun 1933, Ueshima menerima gelar Guru JUDO (KYOSHI) dari Association of Martial Virtue of the Great Japan. Juga pada tahun 1935 dan untuk pertama kalinya di Jepang, Dewan Asosisasi Beladiri Jepang yang terhormat menganugerahi dia gelar Guru Karate (KYOSHI) dengan dua orang lainnya. Para guru yang menerima tanda kehormatan pada kesempatan itu adalah :  

1, Choyun Miyagi ( Pendiri aliran  Goju )

2, Kiyotada Sannosuke Ueshima ( Pendiri Aliran Kushin )

3, Yasuhiro Konishi ( Pendiri Aliran Shindo Shizen)

Pada tahun 1946 akhir yaitu perang Dunia  ke II terjadi pembubaran Dai Nippon Butokukai (Great Japan Martial Virtue Association). Pada tahun 1965, beliau menerima gelar Dan 8 Judo Kodokan, Guru Kanamori Kinzyo , guru aliran Shorin dan Goju dan Guru karate Ueshima, kembali ke Okinawa disana dan ia mengembangkan Aliran Kushin. Pada tahun 1940 Guru Kinzyo  menerima gelar Guru Karate (RENSHI) dari Dai Nippon Butokukai (Great Japan Martial Virtue Association) Pada tanggal  6 September 1987, pada usia 94 tahun,  Kiyotada Sannosuke Ueshima, pendiri Kushin Ryu, meninggalkan para murid untuk selama-lamanya  di kota Osaka. Saat ini President (Soke)  kedua  Kushin Ryu saat ini dipimpin oleh Ph. Dr HORYUU MATSUZAKI.